WELCOME ALL VISITORS

Terimakasih karena anda sudah mengunjungi blog ini

Rabu, 30 Juni 2010

askep Gagal jantung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal
Penyakit gagal jantung sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti TBC atau Efusi pleura. Hal ini disebabkan karena posisi kedua organ berada di daerah yang hampirsama letaknya .Data di bagian anak RSCM menunjukkan pasien gagal jantung sering menunjukkan gejala Dilatasi, Hipertropi, Aktifitas simpatis meningkat HR meningkat, TD meningkat, Vasokontriksi perifer,Retensi Na dan H2 O untuk mengetahui venous return, Ekstrak O2 oleh jaringan tubuh meningkat.
Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit organ dalam, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis gagal jantung serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gagal jantung ?
2. Apa saja macam-macam gagal jantung ?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal jantung ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan gagal jantung
2. Mengetahui Apa saja macam-macam gagal jantung
3. Mengetahui Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal jantung







BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal
Ketidakmampuan miocard berkontraksi sempurna (kegagalan miocard) secara umum disebabkan oleh :
• Stroke volume dan cardiac output menurun MCI, cardiomiopati dan miocarditis
• Beban tekanan berlebihan (afterload) sehingga pengosongan ventrikel terhambat menyebabkan stroke volume menurun hipertensi dan stenosis aorta
• Kebutuhan metabolisme meningkat anemia, demam dan tirotoksikosis
• Hambatan pengisian ventrikel disebabkan oleh gangguan aliran masuk ke ventrikel, output ventrikel berkurang, cardiac output menurun, bendungan arteri pulmonalis dan beban sistolik pada ventrikel kanan.
B. Faktor-faktor
Faktor presdiposisi gagal jantung adalah penyakit yangmenimbulkan penurunan fungsi ventrikel seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, kardiomiopati, penyakit pembuluh darah atau penyakit kongenital dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti stenosis mitral, kardiomiopati atau penyakit pericardial
Faktor pencetus gagal jantung antara lain meningkatnya asupan garam, ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung, infark miocard akut esensial, serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam, emboli paru, anemia, tirotoksikosis, kehamilan dan endokarditis infektif.
Sebelum terjadi dekompensasi jantung atau gagal jantung, didahului oleh mekanisme kompensasi yaitu :
• Dilatasi
• Hipertropi
• Aktifitas simpatis meningkat HR meningkat, TD meningkat, Vasokontriksi perifer
• Retensi Na dan H2 O untuk mengetahui venous return
• Ekstrak O2 oleh jaringan tubuh meningkat

Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas :
• Gagal jantung kiri (Decompensatio cordis sinistra)
• Gagal jantung kanan (Decompensatio cordis dextra)
• Gagal jantung kongestif (Congestive Hearth Failure)
C. Patofisiologi
1. Patofisiologi gagal jantung kanan
Gangguan fungsi pompa ventrikel

Curah jantung kanan menurun dan tekanan akhir sistole ventrikel kanan meningkat

Bendungan pada vena-vena sistemik, tekanan vena kava meningkat

Hambatan arus balik vena

Bendungan sistemik

2. Patofisiologi gagal jantung kiri
Bendungan sistemik

Aliran darah ke atrium dan ventrikel kiri menurun atau terjadi gangguan fungsi pompa ventrikel

Curah jantung kiri menurun dan tekanan akhir diastole ventrikel kiri meningkat

Bendungan vena pulmonalis

Edema paru Gangguan sistem pernafasan

Gagal Jantung Kongestif (= Congestive Health Failure/CHF) gabungan gagal jantung kiri dan kanan


D. Tanda dan gejala
GAGAL JANTUNG KANAN GAGAL JANTUNG KIRI
Oedema /pitting odema
Anoreksia/perut kembung
Nausea
Ascites
Jugulare Vein Pressure meningkat
Pulsasi vena jugularis
Hepatomegali/liver engorgement
Fatiq
Hipertropi jantung kanan
Irama derap/gallop ventrikel kanan
Irama derap/gallop atrium kanan
Mumur
Tanda-tanda penyakit paru kronik
Bunyi P2 mengeras
Hidrothorax Lemas/fatique
Berdebar-debar
Sesak nafas (dyspneu d’effort)
Orthopnea
Dyspnea nocturnal paroxismal
Pembesaran jantung
Keringat dingin
Takhikardia
Kongesti vena pulmonalis
Ronchi basah dan wheezing
Terdapat BJ III dan IV (Gallop)
Cheynes stokes



















New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4
(empat) kelas, antara lain :
• Kelas 1 = bila klien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan
• Kelas 2 = bila klien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktifitas sehari-hari tanpa keluhan
• Kelas 3 = bila klien tidak dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan
• Kelas 4 = bila klien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun an harus tirah baring

E. Diagnosa gagal jantung kongestif (kriteria Framingham), meliputi :
Kriteria mayor :
• Dispnea nokturnal paroksismal atau ortopnea
• Peningkatan tekanan vena jugularis
• Ronki basah tidak nyaring
• Kardiomegali
• Edema paru akut
• Irama derap S3(gallop rhythm)
• Peningkatan tekanan vena > 16 cm H2O
• Refluks hepatojugular
Kriteria minor :
• Edema pergelangan kaki
• Batuk malam hari
• Dyspneu d’effort
Kriteria mayor atau minor :
• Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi

Diagnosa ditegakkan dengan mendapatkan 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor yang ditemukan pada saat yang sama/bersamaan.

F. Pemeriksaan penunjang :
• Pemeriksaan foto thoraks mengidentifikasi kardiomegali, infiltrat prekordial kedua paru dan effusi pelura
• EKG mengidentifikasi penyakit yang mendasari seperti infark miocard dan aritmia
• Pemeriksaan lain seperti Hb, leukosit, ekokardiografi, angiografi, fungsi ginjal dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi

G. Penatalaksanaan
• Menghilangkan faktor pencetus
• Mengendalikan gagal jantung dengan memperbaiki fungsi pompa jantung, mengurangi beban jantung dengan pemberian diet rendah garam, diuretik dan vasodilator
• Menghilangkan penyakit yang mendasarinya, baik secara medis atau bedah
• Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen, diusahakan agar PaCO
• sekitar 60 – 100 mmHg (saturasi O290 – 98 %) dan menurunkan konsumsi O
• Pemberian obat-obatan sesuai dengan program, seperti morfin diberikan untuk menurunkan faktor preload dan afterload ; Furosemide untuk mengurangi oedema/diuresis ; Aminofilin untuk merangsang miokardium ; obat Inotropik (Digitalis glikosida, Dopamin HCL, Phosphodiesterase inhibitor) meningkatkan kontraktilitas miokardium ; ACE inhibitor menurunkan afterload dan meningkatkan kapasitas fisik ; Nitrogliserin untuk menurunkan hipertensi vena paru.
• Bila perlu monitoring menggunakan Central Venous Pressure atau juga dengan Swan Ganz Chateter.

H. Komplikasi
• Edema paru
• Fenomena emboli
• Gagal/ infark paru gagal nafas
• Cardiogenik syok

I. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a) Riwayat keperawatan
b) Reaksi dan persepsi klien/keluarga
c) Gejala umum
• Data subjektif fatique/kelelahan, anoreksia, nausea/vomitus, ansietas, nokturia
• Data objektif takhipnea, nokturia, takhikardia, Gallops (S3 dan S4), cyanosis perifer, rales, ronkhi, aritmia, intoleransi aktifitas, dyspnea
d) Gejala khusus gagal jantung kanan
• Tekanan vena meningkat distensi vena jugularis
• Edema ekstremitas bawah/tungkai, sakrum, genitalia
• Ascites
• Nyeri abdomen kwadran kanan atas
• Hepatosplenomegali
• Berat badan meningkat secara drastis
• Penurunan output urine
• Anoreksia
e) Gejala khusus gagal jantung kiri
• Nafas pendek/sesak nafas
• gelisah
• Dyspnea rest or exertional
• Orthopnea & tachypnea
• Batuk, rales dan ronchi
• Hemoptisis
• Tekanan darah meningkat
• Hipoxemia
• Krekles/ronki
• Cyanosis
• Odema paru

f) Pemeriksaan diagnostik
• EKG
• Foto thoraks
• Echocardiografi
• Kateterisasi jantung


2. Diangosa Keperawatan, Perencanaan dan Implementasi
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanik (preload dan afterload atau kontraktilitas).
• Rencana tindakan :
Kaji dan pantau vital sign setiap 4 jam sesuai indikasi
Berikan dukungan emosional dengan memberikan penjelasan sederhana
Pantau in take dan out put cairan
Meningkatkan kemampuan pompa jantung dengan pemberian obat-obatan,
seperti Digitalis (Digoxin, Cedilanit), Agen inotropik, Pacemaker.
Menurunkan beban kerja jantung istirahat, menurunkan kecemasan, terapi vasodilator
13
Toleransi terhadap aktifitas meningkat
• Kriteria hasil :
Curah jantung klien adekuat kembali ditandai dengan :
Tanda vital dalam batas normal yang dapat diterima sesuai batas usia
Frekwensi jantung dan curah jantung dalam batas diterima
Haluaran urine meningkat

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveol yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan kapiler paru
• Rencana tindakan :
Kaji dan pantau adanya perubahan dalam pernafasan
Pantau seri analisa gas darah arteri
Anjurkan klien untuk menghindari merokok atau menggunakan produk tembakau
Menurunkan kecemasan
Posisi semi fowler
Jika terjadi hipoksemia tanpa hipercapnia (penurunan kesadaran akibat peningkatan PaCO2) berikan O2 via masker ; bila O2< 60 mmHg, lakukan intubasi dan bila gagal beri tindakan ventilasi (ventilator).
Meningkatkan pertukaran gas
• Kriteria hasil :
Klien memperlihatkan perbaikan pertukaran gas ditandai dengan :
Klien bernafas tanpa kesulitas
Menunjukkan perbaikan pernafasan
Paru bersih pada auskultasi
Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas normal

c. Perubahan volume cairan : berlebihan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan
• Rencana tindakan :
Kaji dan pantau adanya peningkatan atau penurunan tekanan vena jugularis
Lakukan pemeriksaan fisik sistem pernafasan secara teratur atau bila dibutuhkan
Pertahankan cairan parenteral ; hindari hidrasi berlebihan dan cepat
Pantau in take dan out put cairan
Timbang berat badan klien setiap hari dengan timbangan yang sama
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
Pertahankan diet pembatasan natrium sesuai dengan indikasi

• Kriteria hasil :
Klien memperlihatkan tidak adanya tanda kelebihan beban cairan ditandai dengan :
Tidak adanya odema
Penurunan berat badan/kembali pada berat badan dasar
Tidak ditemukan peningkatan vena jugularis

d. Tidak toleransi terhadap aktifitas berhubungan dengan penurunan cardiac output ; supply oksigenasi serebral menurun ; oedema paru akut
• Rencana tindakan :
Kaji dan pantau adanya tanda intoleransi aktifitas
Identifikasi faktor yang diketahui menyebabkan kelelahan
Bantu ADL dan tingkatkan aktifitas seusia indikasi
Latihan nafas dalam dan batuk efektif
Pertahankan klien tetap tirah baring/Fasilitasi untuk tidur
• Kriteria hasil :
Klien mendemonstrasikan peningkatan aktifitas yang ditoleransi
Vital sign dalam batas yang dapat diterima selama dan sesudah aktifitas
Mengungkapkan peningkatan energi untuk melakukan aktifitas sehari-hari

e. Perubahan status nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorpsi zat-zat gizi sekunder terhadap penurunan curah jantung
• Rencana tindakan :
Pantau adanya tanda-tanda malnutrisi, seperti penurunan berat badan drastis, stormatitis, anoreksia, kelemahan dan sebagainya
Timbang berat badan klien setiap hari
Pertahankan diet sesuai indikasi dan support klien untuk menghabiskan diet
Berikan makanan sedikit dengan porsi kecil dan sering
Lakukan pemasangan selang makanan atau nutrisi parenteral sesuai indikasi
• Kriteria hasil :
Klien memperlihatkan status nutrisi yang adekuat ditandai dengan :
Berat badan membaik atau normal sesuai usia dan bentuk badan
Nafsu makan membaik
Turgor kulit baik

Tanda dan gejala toksik digitalis, meliputi bradicardia, pulse defisit, mual – muntah, nyeri abdomen, diare, sakit kepala, diplopia, bingung, iritable, lemah

J. Pendidikan kesehatan
1. Monitoring tanda dan gejala, seperti peningkatan berat badan > 1 kg/hari, edema, sesak dan lain-lain
2. Pengaturan aktifitas
3. Pengenalan nama, dosis, waktu, dan cara mengkonsumsi obat serta hal-hal yang harus diperhatikan selama pengobatan terutama untuk digitalis dan diuretic
4. Informasi tentang diet, meliputi pembatasan garam dan air ; tidak kekenyangan atau tergesa-gesa dalam segala hal
5. Informasi untuk perawatan dirumah dan tindakan bila timbul masalah



















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
KLIEN DENGAN GAGAL JANTUNG
(HEART FAILURE/DECOMPENSATIO CORDIS)

A. PENGKAJIAN
BIODATA
Nama : Tn. T
Sumber Informasi : Pasien dan istrinya
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jl. Lamongan-Babat No.75
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Keluarga Terdekat : Istri
Tanggal MRS : 23-04-2010
Tgl pengkajian : 25-04-2010

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
MRS : Klien dirujuk dari RS Anwar medica dengan indikasi, Gagal jantung / PJK,
Saat pengkajian : klien masih mengeluh sesak napas dan badan terasa lemah. Keringan dingin, Rasa seperti demam.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengatakan selama 1 bulan ini waktu tidur terlalu malam dan cepat lelah. Faktor yang memperberat : Bila batuk atau melakukan aktivitas. Dan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Bangun dan duduk sebentar, Pergi ke RSU Anwar medica, dirawat 1 minggu kemudian dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Diagnosa medik : Decompensasi Cordis / Old Myocard Infark
3. Riwayat Penyakit Yang Lalu :
Klien mengatakan tidak punya penyakit DM, hipertensi, dll


4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan seluruh keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang dialami

POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI
A. Pola tidur / istirahat :
1. waktu Tidur : RM 21.00 WIB RS : Tidak teratur
2. Waktu Bangun : RM 05.00 WIB RS : teratur
3. Masalah Tidur : Ada masalah tidur jika sesak nafas dan nyeri dada timbul
4. Hal – hal yang mempermudah tidur : Memakai bantal lebih dari tiga
5. Hal – hal yang mempermudah pasien terbangun : Suasana yang ramai dan jika sesak nafas dan nyeri dada timbul.


B. Pola Eliminasi :
1. BAB :
• RM : Frekuensi : 1-3 X/hr(pagi dan siang), warna : kuning, konsistensi : lembek, bau : khas
• RS : Tidak teratur, jika ingin baru BAB, warna kuning, lembek, bau khas
2. BAK :
• RM : Frekuensi : 4-5 X/hr, warna : kuning, sebanyak : kurang lebih 1500cc/hr, bau : amoniak
• RS : Tidak teratur, berwarna kuning, sebanyak kurang lebih 1000cc/hr, bau amoniak
3. Kesulitan BAB / BAK : tidak mengalami kesulitan BAB dan BAK
4. Upaya / cara mengatasi masalah tersebut : tidak ada

C. Pola Makan Dan Minum :
1. Jumlah dan jenis makanan : Nasi, sayur, lauk, buah
2. Waktu pemberian makanan : 3 kali sehari (pagi,siang,dan malam)
3. Jumlah dan jenis cairan : Kurang lebih 1500cc/hr
4. Waktu pemberian cairan : Setelah makan, sore, dan bangun tidur
5. Pantangan : Tidak ada
6. Masalah makan dan minum :
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan
c. Mual dan muntah : Tidak ada mual dan muntah
d. Tidak dapat makan sendiri : Klien dapat makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
8. Berat dan tinggi badan : 53 kg, 170 cm
9. Perubahan berat 6 bulan terakhir : Tidak pernah menimbang berat badan

D. Kesehatan diri / Personal hygiene :
1. Pemeliharaa badan :
RM : Mandi 2X sehari (pagi dan sore)
RS : Klien diseka saat pagi dan sore
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :
RM : Gosok gigi 2X sehari waktu mandi
RS : Klien gosok gigi 1X sehari waktu pagi
3. Pemeliharaan kuku :
Kurang teratur, saat merasa sudah panjang baru di potong

E. Pola kegiatan / aktivitas lain :
RM : Bekerja/beraktivitas seperti biasanya
RS : Klien hanya berbaring ditempat tidur
DATA PSIKO SOSIAL
A. Pola komunikasi :
1. Bicara : jelas, Bahasa utama : Indonesia Bahasa daerah : Jawa
2. Tempat tinggal : Dengan istri dan 4 orang anak
3. Kehidupan keluarga :
• Adat yang dianut : Jawa
• Pembuatan keputusan : Sendiri, kadang dibantu istri.
• Pola komunikasi : Baik
• Keuangan : Memadai
• Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
4. Yang dilakukan jika stres : Memecahkan masalah
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Istri dan anak
C. Rekreasi
Hobby : membaca
Penggunaan waktu senggang : membaca
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Kebiasaan membaca berkurang
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Hubungan pasien dengan orang lain, dokter dan perawat baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Istri klien

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah :
RM : Sholat 5 waktu sehari dan mengaji
RS : Sholat 5 waktu sehari
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Klien yakin sehat dan sakit adalah pemberian Tuhan
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien optimis akan sembuh dengan ikhtiar yang dilakukan (pengobatan)

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum / keadaan umum :
Lemas

B. Tanda – tanda vital :
Suhu tubuh : 37 0C
TD : 80/60 mmHg
TB : 170 cm
Nadi : 48X/menit
RR : 30X/menit
BB : 53 kg

C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Bulat lonjong
Kulit kepala : Bersih, tidak ditemukan ketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Botak di bagian depan
Bau : Khas
Warna : Hitam
c. Wajah
Warna kulit : Coklat sawo matang
Struktur wajah : Ada bekas jerawat
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris, memakai kaca mata
b. Kelopak mata ( Palpebra ) : Tidak dikaji
c. Konjungtiva dan sklera : Tidak anemis
d. Pupil : Akomodasi baik
e. Kornea dan iris : Tidak ada peradangan
f. Ketajaman penglihatan / visus : Tidak dikaji
g. Tekanan bola mata : Tidak dikaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris tidak ada pembengkakan
b. Lubang hidung : Tidak ada lesi dan sumbatan
c. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
d. Reaksi alergi : Tidak ada reaksi alergi
e. pernah mengalami flu : Pernah
f. bagaimana frekuensinya dalam setahun : 3 X setahun
g. perdarahan : Tidak ada perdarahan
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Sama antara kanan dan kiri
Ketegangan telinga : Tidak dikaji
b. Lubang telinga : Sama antara kanan dan kiri, tidak ada serumen
c. Ketajaman pendengaran : Klien dapat mendengarkan dengan jelas

5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : Mukosa bibir basah
b. Keadaan gusi dan gigi : Gusi tidak berdarah dan gigi tidak ada kelainan
c. Keadaan lidah : Bersih
d. Orofaring : Tidak ada kelainan pada orofaring
e. Gangguan pembicaraan : Tidak ada gangguan pempicaraan
f. Pemeriksaan gigi terakhir : Tidak pernah memeriksakan gigi
6. Leher :
a. Posisi trekhea : Tepat berada ditengah
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : Tidak ada pembesaran suara
d. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limpfe
e. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi karotis : Tidak teraba

D. Pemeriksaan integumen (kulit)
1. Kebersihan : Baik
2. Kehangatan : Normal
3. Warna : Sawo matang
4. Turgor : Normal (< 2 detik)
5. Integritas : Dalam batas normal.
6. Tekstur : Kasar
7. Kelemahan : Tidak ada kelemahan
8. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk payudara : Simetris antara kanan dan kiri
2. Warna payudara dan areola : Coklat kehitaman
3. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada kelainan
4. Aksila dan klavikula : Aksila berbulu lebat

F. Pemeriksaan thoraks/ dada
1. Inspeksi thoraks
a. Bentuk thoraks : Simetris, bidang
b. Pernapasan
• Jumlah : 30X/menit
• Irama : Irreguler saat kambuh
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : Sering terjadi sesak nafas
2. Pemeriksaan paru :
a. Suara paru : Ronchi basah
b. Pola napas : Teratur, dan ada batuk
c. sputum : Tidak ada kelainan
d. Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
e. Kemampuan melakukan aktifitas : Kemampuan melakukan aktifitas terbatas
f. Batuk darah : Tidak ada batuk darah
3. Pemeriksaan Jantung
a. Nadi perifer : Brachikardi
b. Capilary refilling : Kurang dari 3 detik
c. Distensi vena jugularis : Ada
d. Suara jantung : Tidak ada aritmia
e. Suara jantung tambahan : Tidak ada bunyi suara jantung tambahan
f. Edema : Terjadi edema
g. Palpitasi : Tidak ada palpitasi
h. Baal : Adanya baal
i. Perubahan warna kulit : Tidak tampak,
j. Clubbing : Tidak ada clubbing

G. pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
• Bentuk abdomen : Buncit
• Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
2. Auskultasi
• Peristaltik usus : 9 x/menit
• Bunyi jantung anak (BJA) : Tidak ada BJA
3. Palpasi
• Tanda-tanda nyeri tekan : Tidak ada tanda-tanda nyeri tekan
• Benjolan/massa : Tidak ada benjolan/massa
• Tanda-tanda asites : Tidak ada tanda-tanda ascites
• Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
• Lien : Tidak ada pembesarran lien
• Titik mc burney : Tidak ada nyeri tekan
4. Perkusi
• Suara abdomen : Dullnes
• Pemeriksaan asites : tidak ascites

H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genetalia
a. Rambut pubis : Tidak dikaji
b. Lubang uretra : Tidak dikaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak dikaji
2. Anus dan perineum
a. Lubang anus : Tidak dikaji
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak dikaji
c. Perineum : Tidak dikaji

I. Pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
1. Nyeri : Tidak ada nyeri sendi
2. Pola latihan gerak : Berkurang
3. Kekakuan : Tidak ada kekakuan

J. Pemeriksaan neurologi
1. Tingkat kesadaran : Compas mentis
2. Orientasi : Orientasi baik
3. Koordinasi : Kurang koordinasi
4. Pola tingkah laku : Pola tingkah laku masih dalam batas normal
5. Riwayat epilepsi/kejang/parkinson : Tidak ada riwayat epilepsi/kejang/parkinson
6. Refleks: Refleks baik
7. Kekuatan menggenggam: Kekuatan menggenggam menurun
8. Pergerakan ekstremitas : Pergerakan ekstremitas terbatas

K. Pemeriksaan status mental
1. Kondisi emosi/perasaan : Kondisi emosi stabil dan terkontrol
2. Orientasi : Klien dapat mengenali tempat, waktu dan lingkungan
3. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan) : Tidak ada gangguan proses berfikir
4. Motivasi (kemauan) : Klien ingin cepat sembuh
5. Persepsi : Persepsi tentang penyakitnya baik
6. Bahasa : Jawa dan Indonesia

L. Keadaan ektremitas :
1. Edem perifer : Adanya edem perifer
2. Syncope : Kadang-kadang ada syncope
3. Rasa pusing : Ada rasa pusing
4. CVP : Tidak dipasang
5. Reflek Hepatojugularis : Ada Reflek Hepatojugularis























ANALISA DATA

NAMA : Tn. T
NO. REGISTER : 050408

KARATERSTIK DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

Data subyektif :
Klien mengeluh lemah, cepat lelah, sesak napas, sulit melakukan aktivitas karena lelah, terasa berdebar –debar. Sering terbangun pada malam hari karena sesak dan nyeri dada

Data Obyektif :
• TD 80/60 mmHg
• Nadi 48 X/menit, Ireguler
• Denyut dan irama jantung tidak teratur
• Kulit dingin
• Cappilary refill kurang dari 3 detik,
• Oedema pada kedua tungkai.
Menurunnya Kontraksi Jantung
Penurunan Cardiac output

Data Subyektif
Klien sering mengeluh sesak bila bangun dari tidur atau bangun dari duduk.

Data Obyektif
• Berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung duduk. Atau duduk langsung berdiri
• Tanda vital setelah bangun dari tempat tidur
 TD :80/60 mmHg
 Nadi : 48 x/mnt
 RR. :30x/mnt.
Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan akan oksigen
Tidak toleransi terhadap aktivitas
Data Subyektif :
Pasien mengatakan bahwa ia cemas dengan penyakinya karena kata orang penyakitnya (jantung) berbahaya , Pasien bertanya tentang –perkembangan penyakitnya

Data obyektif :
• Klien sering merenung dan susah tidur,
• Klien banyak bertanya
• Ekpresi wajah klien cemas Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya Cemas























DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN :

NAMA : Tn T
NO. REGISTER : 050408

NO. TGL. MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL. TERATASI TTD
1. 25-04-2010 Penurunan Cardiac Out Put berhubungan dengan penurunan Kontraksi myocard.

2. 25-04-2010 Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.

3. 25-04-2010 Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perkembangannya.















RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA : Tn. T
NO. REGISTER : 050408

NO TANGGAL DX KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1. 25-04-10 Penurunan Cardiac Out Put berhubungan dengan penurunan Kontraksi myocard.
Setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 2X24 jam diharapkan keadaan jantung klien stabil. • TD 120/80 mmHg
• Nadi 80 X/menit, dan reguler
• Denyut dan irama jantung teratur
• Kulit hangat
• Cappilary refill lebih dari 3 detik,
• Tidak adanya oedema pada kedua tungkai 1. Bina hubungan saling percaya denga klien dan keluarga klien


2. Kaji dan lapor tanda penurunan CO.

3. Monitor dan catat ECG secara continue untuk mengkaji rate, ritme dan setiap perubahan per 2 atau 4 jam atau jika perlu. Buat ECG 12 lead.


4. Kaji dan monitor tanda vital.


5. Mempertahankan bed rest dengan kepala tempat tidur elevasi 300 selama 24 – 48 jam pertama

6. Kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian obat – obatan.

7. Melanjutkan pengkajian dan moitor tanda penurunan CO. Auskultasi suara paru – paru dan jantung tiap 4 – 8 jam.

Agar klien dan keluarga lebih kooperatif terhadap tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Kejadian mortality dan morbidity terjadi pada 24 jam pertama.

Ventrikal vibrilasi sebab utama kematian terjadi dalm 4 – 12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12 lead mengidentufikasi lokasi MI.


Mendeteksi terjadinya disfungsi myocard karena komplikasi.


Untuk mengurangi tuntutan kebutuhan O2 myocard.

Siap membantu pengaturan pemberian obat – obat IV.

Monitor tanda – tanda komplikasi awal, Contoh : MI yang meluas, cardioganic yang meluas, cardioganic shock. Heart failure. Miocardial ruptur, yang mungkinterjadi dalam 10 hari dari terjadinya serangan, monitor yang hati – hati diperlukan untuk mendeteksi hipotensi dan distitmia dan melangkah ke level aktifitas berikutnya yang sesuai.

2. 25-04-10 Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
Setelah dilakukan tindakan intervensi selam 2X24 jam diharapkan aktivitas klien terpenuhi. • Berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung duduk. Atau duduk langsung berdiri
• Tanda vital setelah bangun dari tempat tidur
o TD :120/80 mmHg
o Nadi : 80 x/mnt
o RR. :18x/mnt 1. Kaji hal hal lain yang menyebabkan klien lemah,seperti nyeri dan obat

2. Monitor tingkat intoleransi aktifitas




3. Tingkatkan aktifitas klien sesuai kemampuan




4. Bantu klien untuk merawat diri sendiri dan pemenuhan kebutuhan dasar
Untuk mengetahui respon klien terhadap aktifitas.


Untuk mengetahui tingkat aktifitas yang dapat ditolerir oleh klien.
Kelemahan dapat disebabkan oleh hal lain seperti nyeri dan obat obatan

Untuk menghindari adanya aktifitas yang berlebihan, sehingga berakibat fatal.
Dapat meningkatkan kompensasi jantung terhadap aktifitas

Dilakukan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan dasar klien

3. 25-04-10 Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perkembangannya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 1X24 jam diharapkan klien mengetahui tentang penyakinya. • Klien jarang merenung dan mudah tidur
• Klien tidak banyak bertanya
• Ekpresi wajah klien tidak menunjukkan kecemasan
1. Kaji tanda – tanda dan ekspresi verbal dari kecemasan.



2. Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat. Memberi obat – obatan yang sedatif sesuai pesanan.

3. Temani pasien selama periode kecemasan tinggi beri kekuatan, gunakan suara tenang.

4. Berikan penjelasan yang singkat dan jelas untuk semua prosedur dan pengobatan.

5. Ijinkan anggota keluarga membantu pasien, bila mungkin rujuk ke penasihat spiritual

6. Mendorong pasien mengekspresikan perasaan perasaan, mengijinkan pasien menangis.

7. Mulai teknik relaksasi contoh : nafas dalam, visual imergery, musik – musik yang lembut.
Level kecemasan berkembang ke panik yang merangsang respon simpatik dengan melepaskan katekolamin. Yang mengkontribusikan peningkatan kebutuhan O2 myocard.

Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.





Pengertian yang empati merupakan pengobatan dan mungkin meningkatkan kemampuan copyng pasien.

Memberi informasi sebelum prosedur dan pengobatan meningkatkan komtrol diri dan ketidak pastian.

Penggunaan support system pasien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kelengangan.
Menerima ekspresi perasaan membantu kemampuan pasien untuk mengatasi ketidak tentuan pasien dan ketergantungannya.

Untuk mengalihkan pasien dari peristiwa – peristiwa yang baru saja terjadi.




CATATAN KEPERAWATAN

NAMA : Tn. T
NO. REGISTER : 050408

NO TGL/JAM NO. DX TINDAKAN TTD

1.
2.




3.

4.

5.
6.



7.




8.



9.

10.




11.
12.


13.




14.


15.

16.

17.
18.


19. 25-04-10
07.30
09.00




09.30

12.30

13.00
13.30


26-04-10
09.00




12.30


25-04-10
08.00

09.00




10.00
10.30

26-04-10
09.00




10.00

25-04-10
08.15

08.30

08.45
11.30


14.00
I














I








II










II







III








Memasang Infus RL 500 cc/jam
Mengukur TTV
o TD : 80/60 mmHg
o Nadi : 48X/menit
o Suhu : 370C
o RR : 30X/menit
Memberikan Posisi Tidur dengan sudut elevasi kepala tempat tidur sebesar 30 0
Memberikan Injeksi dopamin 2 mg secara intravena
Memonitor tanda penurunan CO
Melakukan EKG 12 lead, Interprestasi hasil : Old Myocard Infark


Mengukur TTV
o TD : 90/70 mmHg
o Nadi : 60X/menit
o Suhu : 360C
o RR : 24X/menit
Memberikan Injeksi dopamin 2 mg secara intravena


Melakukan anamnesa tentang penyebab klien merasa cepat lelah.
Mengukur TTV
o TD : 80/60 mmHg
o Nadi : 48X/menit
o Suhu : 370C
o RR : 30X/menit
Memberikan Oksigen 2 Liter permenit
Membantu klien untuk merawat diri sendiri dan pemenuhan kebutuhan dasar

Mengukur TTV
o TD : 90/70 mmHg
o Nadi : 60X/menit
o Suhu : 360C
o RR : 24X/menit
Memberikan Oksigen 2 Liter permenit


Memberikan penyuluhan tentang penyakit yang dialami klien
Mengajarkan kepada klien tentang tekhnik-tekhnik relaksasi
Memberikan obat-obatan sedatif
Memberikan penyuluhan kepada keluarga klien agar membantu mengatasi cemas yang dialami klien
Memodifikasi lingkungan.









CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Tn. F
NO. REGISTER : 050408

NO TGL/JAM NO. DX PERKEMBANGAN TTD
1. 26-04-10 I. S : Klien mengatakan tidak mudah lelah tapi sesak nafas masih ada.
O :
o TD : 90/70 mmHg
o Nadi : 60X/menit
o Suhu : 360C
o RR : 24X/menit
A : Rencana teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2. 26-04-10 II. S : Klien mengatakan sesaknya sedikit berkurang bila bangun dari tidur atu duduk
O :
o TD : 90/70 mmHg
o Nadi : 60X/menit
o Suhu : 360C
o RR : 24X/menit
o Masih terpasang oksigen
A : Rencana teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3. 25-04-10 III. S : -
O :
o Klien jarang merenung dan mudah tidur
o Klien jarang bertanya
o Klien tidak menunjukkan wajah kecemasan
A : Rencana intervensi teratasi
P : rencana intervensi tidak dilanjutkan



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal
Tn.T dirawat dirujuk ke RS dr. Soetomo dengan diagnosa Penurunan Cardiac Out Put berhubungan dengan penurunan Kontraksi myocard, Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen, Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perkembangannya.
Intervensi untuk Tn.T masih dilanjutkan karena kondisi Tn.T belum membaik, dan masih ada keluhan.

4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah Asuham Keperawatan ini, diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan terutama pada pasien dengan Gagal Jantung
Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.





DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Juall Lynda. 2006. Diagnisis Keperawatan. Jakarta: EGC
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Ziliwu,Hasrat jaya. Profil Website\Askep\Askep Kardiovaskuler\askep gagal jantung.html. Update 11 Juni 2010, pukul 20:15 WIB

Tidak ada komentar: