WELCOME ALL VISITORS

Terimakasih karena anda sudah mengunjungi blog ini

Senin, 19 Oktober 2009

FARMAKOLOGI

KULIAH FARMAKOLOGI

FARMAKOLOGI 2008

UNTUK MAHASISWA D III KEPERAWATAN

STIKES AISYIYAH SURAKARTA

By: Azizah Munaya, S.Farm., Apt

POKOK BAHASAN SETELAH UJIAN MID SEMESTER:

  1. ANTI BACTERIAL DRUGS
  2. OBAT-OBAT YG MEMPENGARUHI SISTEM PERNAFASAN
  3. OBAT-OBAT YG MEMPENGARUHI SISTEM PENCERNAAN
  4. OBAT-OBAT HORMON
  5. VAKSIN DAN IMMUNOSERUM
  6. NUTRIEN DAN ELEKTROLIT

ANTIBACTERIAL DRUGS

POKOK BAHASAN:

I. PENDAHULUAN

PENGGOLONGAN

ANTI TUBERKULOSIS

I. PENDAHULUAN

SUMBER ANTIBIOTIK :

1. Mikrooganisme

Basitrasin dan polimiksin àdr beberapa spesies Bacillus

Streptomisin dan tetrasiklin à Streptomyces sp

Gentamisin à Micromonospora purpurea

Monobaktam à Pseudomonas acidophila & Gluconobacter sp

2. Sintesis

Kloramfenikol

3. Semisintesis

Beberapa penisilin dan sefalosporin

Tujuan utama terapi antibacterial drugs:

Membunuh bakteri tanpa membahayakan jaringan yg terkena infeksi

Pada dasarnya mekanisme antibiotika mempunyai sifat:

BAKTERISIDAL (Membunuh Bakteri) dan BAKTERIOSTATIK (menghambat pertumbuhan bakteri).

Macam-macam golongan Antibiotik :

1. Penghambat Dinding Sel Bakterisidal

contoh : Penicillin, Sefalosporin, Vankomisin,

Bacitrasin, Imipenem, Aztreonam

2. Penghambat Sintesis Protein Bakterisidal

Contoh : Golongan Aminoglikosida

3. Penghambat Sintesis Protein Bakteriostatik

Contoh: Kloramfenikol, Eritromisin, Klaritromisin, Azitromisin, Klindamisin, Linkomisin, Tetrasiklin, Doksisiklin, dll

4. Zat Antibakteri Bakteriostatik lain

Contoh : Sulfonamid, Trimetoprim

Notes:

1. PENGHAMBAT DINDING SEL BAKTERISIDAL

à Membunuh bakteri dengan cara mencegah sintesis atau perbaikan dinding sel

A. PENICILLIN (GOL. Β-LAKTAM)

à Efektif melawan beragam bakteri termasuk sebagian besar organisme Gram positif

Mekanisme : menghambat ikatan silang komponen-komponen dinding sel

Penggunaan berlebihan à memicu terjadinya resistensi bakteri (karena pembentukan enzim penisillinase oleh bakteri)

FARMAKOKINETIK :

P.O/I.M/I.V à bisa masuk ke otak jika selaput otak mengalami peradangan

Disaring dan diekskresikan kedalam urin

Perlu penurunan dosis pada penderita disfungsi ginjal

Efek Samping :

Reaksi hipersensitivitas (dari ruam kulit sampai syok anafilaktik). Jarang timbul toksisitas syaraf, hati atau ginjal.

B. SEFALOSPORIN

Struktur mirip penicillin

Mekanisme dan efek samping : serupa dengan Penicillin

FARMAKOKINETIK :

Paling banyak dimetabolisme di dalam hati dan diekskresikan melalui ginjal

C. VANKOMISIN

Mekanisme :

Mencegah pemindahan prekusor dinding sel dari membran plasma ke dinding sel

Kegunaan klinis :

Drug of Choice untuk kolitis karena C. deficille. Infeksi yg diakibatkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus yang resisten terhadap penicillin.

FARMAKOKINETIK :

P.O/I.V absorbsi buruk , penetrasi buruk

Diekskresikan dalam bentuk tidak berubah oleh ginjal.

Efek Samping :

Tromboflebitis, ototoksisitas, nefrotoksisitas.

Bila diberikan dg i.v cepat ; takikadia, kemerahan, hipotensi, nefrotoksisitas berat

D. BASITRASIN

Mekanisme :

Menghambat daur ulang pembawa (carrier) yang mengangkut prekusor dinding sel melintasi membran plasma.

Kegunaan klinis :

Organisme gram + yang menyebabkan infeksi mata dan kulit.

FARMAKOKINETIK :

Dipasarkan dalam kombinasi dengan polimiksin atau neomisin sebagai zat topikal.

Efek Samping :

Nefrotoksisitas berat jika diberikan secara i.v

II. PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERISIDAL

GOL. AMINOGLIKOSIDA

Adalah penghambat sintesis bakterisidal

à Mengikat ribosom subunit 30S atau 50S dan menghancurkan kompleks inisiasi ribosom-mRNA, yang merupakan bagian penting untuk sintesis protein

Memiliki indeks terapi sempit à rentang antara kadar yg bakterisidal dan kadar yang toksik sempit à perlu pemantauan kadar obat dalam serum.

Contoh : Amikasin, Tobramisin, Gentamisin

FARMAKOKINETIK :

Pemberian secara i.v lambat atau i.m.

Tidak didistribusikan ke SSP atau mata

Diekskresikan tanpa perubahan melalui ginjal à perlu penurunan dosis untuk penderita disfungsi ginjal

Efek Samping :

Neurotoksisitas, ototoksisitas, vertigo, nefrotoksisitas

III. PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN BAKTERIOSTATIK

Mekanisme :

Menghambat sintesis protein tapi sifatnya Bakteriostatik

Dibagi menjadi 2 :

A. Berikatan dengan subunit 50S Ribosom

à zat yang dipilih untuk beberapa jenis infeksi

Misal : Kloramfenicol, Eritromisin, Azitromisin, Klindamisin, Linkomisin

1. KLORAMFENIKOL

Kegunaan klinis :

Drug of Choice untuk Salmonella typosa (demam tifoid), H. influenzae (meningitis atau epiglotitis)

Efek Samping :

Depresi sumsum tulang (anemia aplastik)

FARMAKOKINETIK :

P.O melewati sawar darah otak.

Dikonjugasi dengan glukoronida dalam hati.

Ekskresi melalui ginjal

à Perlu penurunan (penyesuaian) dosis pada penderita dengan gangguan hati dan ginjal.

2. ERITROMISIN

Kegunaan klinis :

DOC untuk Mycoplasma pneumoniae, C. diphteriae, Legionella.

Alternatif penicillin untuk infeksi streptococcus atau staphylococcus

FARMAKOKNETIK :

P.O à labil terhadap asam

Diminum dalam keadaan perut kosong

Dikonsentrasikan di hati dan diekskresikan dalam empedu (aktif)

Melintasi selaput otak yang meradang

3. KLARITROMISIN

Kegunaan klinis :

Untuk infeksi yang disebabkan Mycoplasma atau Pneumonia pneumococcal, infeksi saluran nafas bagian atas, dan infeksi kulit.

FARMAKOKINETIK :

Penggunaan secara p.o à dimetabolisme menjadi obat aktif oleh hati

Efek Samping :

Gangguan saluran cerna (kurang sering dibanding eritromisisn), sakit kepala.

Interaksi obat :

Dapat meningkatkan kadar plasma Teofillin dan Karbamazepin jika diberikan bersamaan.

4. AZITROMISIN (ZITHROMAX)

Kegunaan klinis :

sama seperti klaritromisin + untuk infeksi Clamydia tidak terkomplikasi

FARMAKOKINETIK :

P.O à waktu paruh panjang memungkinkan pemberian dosis 1 x sehari

Absorbsi terganggu oleh makanan à diminum dalam keadaan perut kosong

Diekskresi dalam empedu

Efek Samping :

Gangguan saluran cerna (kurang sering dibanding eritromisin), nyeri abdomen.

B. Berikatan dengan subunit 30S Ribosom

à mempunyai sedikit indikasi klinis

Misal : Tetrasilkin, Doksisiklin

TETRASIKLIN - DOKSISKLIN

Kegunaan klinis :

Bukan DOC untuk setiap mikroorganisme

Digunakan untuk mengobati jerawat dan infeksi Clamydia pada remaja.

FARMAKOKINETIK :

P.O merupakan Chelator kuat à jangan diberikan bersama susu/antasid

Tidak melewati sawar darah otak

Dimetabolisme oleh hati dan diekskresikan oleh usus besar, direabsorbsi, dan diekskresi dalam urin dan feses

Efek Samping :

Gangguan saluran cerna,

Nefrotoksisitas (kurang pada doksisiklin),

Hepatotoksisitas,

Fotosensitivitas,

Pewarnaan gigi,

Peningkatan tekanan intrakranial (jarang terjadi).

IV. ZAT ANTIBAKTERIOSTATIK LAIN

1. SULFONAMID

Mekanisme :

Bersaing dengan PABA utuk bergabung kedalam folat à sintesis DNA, RNA dan protein terhambat

SPEKTRUM :

Luas mencakup bakteri gram positif dan Gram negatif

KEGUNAAN KLINIS :

Infeksi saluran kemih, profilaksis terhadap

demam reumatik

FARMAKOKINETIK :

Diabsorbsi baik dalam saluran cerna.

Mengendap dalam urin yang bersifat asam àperbanyak minum untuk mencegah pembentukan batu ginjal

Efek Samping :

- Kernikterus (peningkatan bilirubin bebas à

menyebabkan letargi, penurunan nafsu makan, nafas terhenti)

- Toksisitas ginjal

- Fotosensitivitas

- Hepatotoksisitas

2. TRIMETOPRIM

Mekanisme :

Menghambat kerja dihidrofolat reduktase yang mengubah asam dihidrofolat à asam tetrahidrofolat

SPEKTRUM :

Gram negatif enterik (Proteus, E. coli, Klebsiella, Enterobacter)

Kegunaan Klinis :

Infeksi saluran kemih

Otitis media akut pada anak-anak

Efek Samping :

Ruam, pruritis, gangguan saluran cerna, diskrasia darah

Pteridin + Para-amino benzoic acid (PABA)

Diblok oleh Sulfonamid

Asam dihidropteroat

Glutamat

Asam dihidrofolat

Diblok oleh Trimetoprim

Asam tetrahidrofolat



Kofaktor penting untuk sintesis DNA, RNA atau Protein

Gambar, tempat kerja Sulfonamid dan Trimetoprim dlm sel bakteri

TUBERKULOSIS (TBC)

DEFINISI

Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi pernafasan menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

Kuman à masuk kedalam tubuh manusia melalui udara pernafasan yang kemudian masuk kedalam paru-paru.

Daya penularan dari seorang penderita TBC ditentukan :

- Banyaknya kuman yang terdapat dalam paru-paru penderita,- Penyebaran kuman-kuman tersebut melalui udara serta dikeluarkan bersama dahak.

GEJALA

Gejala umum penderita yang diduga menderita TBC antara lain :

    1. Batuk yang terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
    2. Mengeluarkan dahak yang bercampur darah, sesak nafas dan rasa nyeri di dada
    3. Badan lemah, kehilangan nafsu makan dan berat badan turun, kurang enak badan (malaise), berkeringat (berkeringat malam tanpa disertai kegiatan), demam

Bila gejala tersebut diperkuat dengan riwayat kontak dengan penderita TBC maka kemungkinan besar seseorang tersebut menderita TBC.

Diagnosa TBC ditegakkan dengan melakukan :

pemeriksaan bakteriologi terhadap dahak penderita, pemeriksaan radiologis dan tes tuberkulin.

Tujuan terapi TBC dg Obat Antituberkulosis (OAT) adalah :

Untuk menyembuhkan penyakit dan untuk memutuskan rantai penularan penyakit.

Obat-obat antituberculosis yang biasa digunakan dalam pengobatan TBC antara lain : Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamid, Etambutol dan Streptomicin.

Pengobatan TBC à paling sedikit dengan 2 obat à karena sering terjadi resistensi akibat penggunaan obat tunggal

Drug of Choice (1st line therapy) TBC adalah :

Isoniazid dan Rifampicin

Etambutol, Pyrazinamid dan Streptomisin

à digunakan bersama-sama Isoniazid atau Rifampicin

à kurang efektif bila digunakan sendiri

OBAT-OBAT ANTITUBERCULOSIS

1. ISONIAZID

Mekanisme :

Menghambat sintesis asam mikolat dalam dinding Mycobacterium tuberculosis.

FARMAKOKINETIK

p.o, didistribusikan secara luas

Mengalami N-asetilasi di hati dan diekskresi melalui ginjal

Efek Samping :

Neuropati perifer, hepatitis, hepatotoksisitas

2. RIFAMPICIN

Mekanisme :

Memblok unit polimerase RNA bakteri à menghentikan sintesis RNA bakteri

FARMAKOKINETIK :

Penggunaan peroral

Didistribusi luas, metabolisme di hati dan ekskresi melalui urin

Efek Samping :

Sekresi (urin, keringat) menjadi merah.

Interaksi Obat:

Menginduksi enzim sitokhrom P450 à dapat meningkatkan metabolisme obat lain.

3. ETAMBUTOL

Mekanisme :

Menghambat sintesis asam mikolat dalam dinding sel bakteri (mekanisme belum dipastikan)

FARMAKOKINETIK :

Penggunaan peroral

Mencapai kadar 50% dalam SSP

Dipekatkan dalam tubulus-tubulus ginjal à ekskresi mll ginjal

SELAMAT BELAJAR

THANK YOU

Tidak ada komentar: