WELCOME ALL VISITORS

Terimakasih karena anda sudah mengunjungi blog ini

Kamis, 05 April 2012

MENGATASI SIBLING RIVALRY DALAM KELUARGA

Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan perkelahian antara kakak dan adik dalam satu keluarga. Apakah ini bisa diatasi? Banyak yang menyarankan untuk memiliki anak dengan rentang waktu kelahiran sekitar 1-2 tahun dengan alasan agar lelahnya sekaligus dan ke depannya Anda tinggal santai menunggu hasilnya.

Hal tersebut memang menimbulkan pro dan kontra, karena di sisi lain membesarkan 1 orang saja dapat dibilang berat apalagi bila harus membesarkan 2 anak sekaligus. Di samping itu, usia anak sampai dengan 5 tahun merupakan saat-saat yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Jangan sampai karena kerepotan Anda mengasuh 2 orang anak sekaligus menjadikan mereka “salah asuhan” dan menghambat perkembangannya.

Hubungan antara adik dan kakak yang masih kecil merupakan salah satu interaksi yang berpotensi menimbulkan konflik dan bisa menyebabkan adanya sibling rivalry, yaitu permusuhan dan kecemburuan antar saudara kandung yang dapat menimbulkan ketegangan diantara mereka. Sibling rivalry dapat berbeda intensitasnya tergantung pada jarak usia anak, usia anak itu sendiri, jenis kelamin anak serta urutan kelahiran. Saudara kandung dengan jarak usia yang pendek akan bertengkar lebih hebat dibandingkan dengan yang jauh perbedaan umurnya. Begitu juga saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama, akan bersaing lebih hebat dibandingkan dengan yang berbeda jenis kelaminnya.

Untuk mengatasi sibling rivalry dalam keluarga, ada beberapa tips yang dapat dipraktekkan oleh orangtua. Jika ini Anda lakukan niscaya anak-anak Anda akan memiliki rasa toleransi, berempati satu sama lain serta dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa mendatangkan masalah baru.

Membagi perhatian secara adil

Untuk menghindari kecemburuan antar anak, sebagai orangtua harus membagi perhatian secara adil kepada anak-anak. Anak kecil yang didera rasa cemburu akan membuatnya mencari alasan untuk bertengkar dengan saudara kandungnya karena merasa orangtuanya tidak adil dengan memberi perhatian yang lebih banyak pada saudaranya.

Untuk itu, Anda dapat bergantian dalam memberi perhatian bersama anak-anak, misalnya hari Senin Anda menemani sang kakak les bahasa Inggris, Selasa menunggui sang adik les matematika, Rabu kembali menemani sang kakak latihan basket, Kamis menemani sang adik les piano, dan seterusnya sampai hari Minggu Anda menghabiskan waktu bersama mereka berdua dengan berjalan-jalan ke kebun binatang atau mengunjungi rumah kakek dan nenek.

Memberi kesempatan yang sama

Salah satu yang kerap menjadi bahan pertengkaran adalah acara televisi. Di satu sisi sang kakak ingin menonton acara A, sementara sang adik ingin menonton acara B. Salah satu cara mengatasinya adalah Anda dapat memasang alarm dengan hitungan menit tertentu, misalnya 30 menit, bagi tiap orang anak untuk menonton acara yang diinginkannya dan memegang remote tv. Setelah alarm berbunyi, Anda dapat memberikan kesempatan pada anak yang lain untuk melakukan hal yang sama. Dengan demikian, mereka akan merasakan keadilan karena pembagian jatah waktu yang sama disamping melatih toleransi pada anak-anak.

Memakai label masing-masing barang anak

Mainan juga kadang menjadi salah satu bahan pertengkaran, terutama pada anak-anak yang berjenis kelamin sama. Solusinya, Anda dapat memberikan label pada masing-masing mainan anak Anda agar mereka tidak saling berebut. Selain itu, mereka juga akan terdidik untuk menghargai barang milik orang lain serta melatih sikap empati dengan merasakan bila barang miliknya direbut atau dipakai oleh orang lain. Namun setelah mereka beranjak besar, Anda juga harus mengajarkan mereka untuk berbagi dengan menggunakan barang yang sama secara bergantian untuk melatih toleransi dan kebersamaan.

Menyaring tontonan mereka

Saat ini acara-acara televisi sudah jarang yang ditujukan khusus untuk anak. Tiap stasiun televisi cenderung membuat program-program untuk remaja dan dewasa yang lebih menguntungkan dari sisi finansial.

Disinilah tugas Anda sebagai orangtua untuk menyortir tayangan-tayangan yang boleh ditonton anak atau tidak. Jangan sampai karena Anda membebaskan anak untuk menonton acara yang penuh adegan kekerasan, anak menjadi sangat agresif pada saudara atau temannya karena meniru apa yang dilihatnya di televisi seperti kasus-kasus pada anak yang pernah santer terdengar beberapa waktu yang lalu.

Untuk itu, latihlah anak-anak Anda dengan memberikan aturan-aturan yang berlaku dan membuat mereka menjadi anak yang tertib agar tidak terjadi sibling rivalry dalam keluarga. (h/fmn)

Tidak ada komentar: